Senin, 31 Maret 2014

FILOSOFI MENDAKI GUNUNG


Kegiatan mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang populer bagi wisatawan dan olahragawan (atlet) tanpa terkecuali bagi para pecinta alam yang gemar dengan kegiatan out door. Sebab, mendaki gunung adalah perpaduan dari olahraga dan rekreasi.
Bagi beberapa pendaki merasa sangat puas setelah melihat indahnya pemandangan alam yang didapatkannya di gunung dan udara segar yang dihirupnya sangat jauh dari pencemaran udara yang disebabkan oleh limbah industri dan lain sebagainya serta otot yang kuat didapatkan melalui perjalan mendaki. Akan tetapi ada beberapa pelajaran penting yang akan didapatkan oleh pendaki setiap kali melakukan pendakian apabila disadarinya. Pelajaran itu kita sebut saja filosofi mendaki gunung.
Filosofi mendaki gunung pada dasarnya merupakan pelajaran penting yang diperoleh bagi siapa saja yang dapat melakukan pendakian dengan penuh kesadaran memahami makna dari perjalanan yang ditempuh dan memiliki beberapa manfaat positif untuk menjalani kehidupan.
Berikut filosofi penting dari kegiatan mendaki gunung :
a.       Melatih manusia agar memiliki “Tekad yang kuat mencapai tujuan”. Tingkat keberhasilan dalam mendaki gunung ditentukan oleh tekad yang kuat, karena disetiap langkah dalam pendakian merupakan ujian yang harus dihadapi.
b.      Melatih orang akan“Usaha dan Pengorbanan”. ketika kita memiliki cita-cita, untuk mewujudkannya kita harus berusaha keras dengan mengorbankan tenaga, pikiran, mental atau nyali sertra bekal dan biaya. begitu juga yang dialami oleh pendaki ketika melakukan pendakian.
c.       Melatih “Kedisiplinan”.Untuk mencapai hasil yang terbaik sangat dibutuhkan kedisiplinan, dalam mendaki gunung disiplin sangat berperan penting dimana tindakan ceroboh dapat menyebabkan pendaki itu cacat bahkan mati sekalipun.
d.      Menguji “Kesabaran”.dalam menggapai cita-cita kita dibutuhkan manajemen atau proses yang akan memakan waktu yang tidak singkat. Mendaki gunung kesabaran harus benar-benar ada dalam jiwa pendaki karena kita tidak bisa langsung berada di puncak gunung tanpa melewati perjalanan yang panjang.
e.       Menguji “Keberanian” dalam memulai sesuatu harus didasari keberanian. Mendaki gunung merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan keberanian yang tinggi karena terdapat banyak tantangan yang beresiko dalam menggeluti kegiatan ini dengan keadaan situasi dan kondisi yang tidak layak sebagai tempat pemukiman. Jadi untuk menguji keberanian mulailah berani mendaki gunung karena akan terbiasa untuk berani dalam segala hal nantinya.

Senin, 15 Juli 2013

PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL SEKOTONG-LOMBOK

Penambangan Emas di Pelangan, Sekotong Barat

Menggembirakan atau Menakutkan.?
Bukit Tembowong, salah satu tempat penambangan

Berita tentang kandungan emas di beberapa perbukitan di sekitar dusun Tembowong di Sekotong Barat sudah mulai terdengar sejak pertengahan tahun 2008. Berbondong-bondong masyarakat berdatangan untuk mengambil bebatuan yang ada disana. Bahkan belakangan diketahui tidak hanya penduduk sekitar yang datang, tetapi juga penduduk dari daerah lain seperti Bali dan Jawa.

Penghasilan yang mereka peroleh sangat menggiurkan. Untuk satu karung bebatuan bisa di jual antara 100 ribu hingga 150 ribu rupiah bergantung pada kualitas batu (kandungan emasnya). Perhari rata-rata satu orang dapat mengumpulkan 5 sampai 10 karung bebatuan, tergantung pada lokasi yang mereka temukan. Bayangkan perhari mereka bisa mendapatkan sampai Rp 1.500.000,-

Hal ini tentu saja dianggap hal yang menggembirakan, karena dari segi ekonomi meningkatkan taraf hidup penduduk sekitar, yang rata-rata mereka berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Tapi jika kita melihat dari sisi dampak kepada lingkungan, apakah juga menggembirakan.? Tentu saja jawabannya, TIDAK,!! Mengapa.?

Ada beberapa hal yang bisa kita kaji lebih lanjut, yaitu :

Pertama : Pengrusakan lingkungan di sekitar perbukitan di daerah penambangan.

Hal ini yang dapat secara langsung kita lihat. Rusaknya struktur tanah dan batuan di sekitar daerah penambangan dapat berpotensi menimbulkan longsor dan berkurangnya penyerapan air oleh tanah yang ujung-ujungnya dapat mengakibatkan banjir.

Kedua
: Pengolahan bebatuan tersebut sampai menjadi emas menggunakan bahan Mercury (Hg) atau dalam masyarakat umum sering disebut air raksa.

Kenapa berbahaya? Apa sebenarnya Mercury itu.? Mercury adalah suatu metal toxis yang berada pada lingkungan, baik bersifat organik maupun non organik, yang kesemuanya berada pada bentuk satu ke bentuk lain seperti pada tanah, udara dan air. Adapun sumber Mercury ditinjau dari senyawa kimia yaitu elemental yang terdiri dari liquid metal, inorganic salt yang terdiri dari Mercury Chloride dan organik yang terdiri dari Methyl, Ethyl, Dimethyl, Phenyl Organic Group.

Adapun beberapa diagnosa medis yang ditimbulkan dari hazard mercury adalah mad hatter (penyakit neurology), renal impairment (sejenis penyakit kegagalan fungsi ginjal), kerusakan fungsi hati, paru, tremor, keram yang terjadi pada bagian perut, kekurangan nafsu makan, diare, iritasi pada mata, menurunnya berat badan secara drastis, dan juga berbagai syndrome seperti, fatigue (kelelahan), peunemonia, deman, hypertensi.

Contoh kasus keracunan Mercury yang paling menyedihkan adalah yang terjadi di Teluk Minamata, Jepang (th 1968). Penduduk di sekitar Minamata mengalami penyakit aneh. Rata-rata dari mereka mengalami gejala sama yang khas, yaitu rusaknya sistem saraf, termasuk saraf otak. Rusaknya saraf otak ini menimbulkan gejala mati rasa (baal), ketidakseimbangan gerak pada tangan dan kaki, kelelahan, kuping berdenging, penglihatan menyempit, ketulian pendengaran, sulit bicara dan bergerak. Hal ini terjadi setelah mulai terdeteksi adanya kandungan Mercury di teluk Minamata pada tahun 1956 hasil limbah dari industri kimia Chisso Co. Ltd.

Tidak hanya sampai disitu, generasi muda Minamata, ternyata mendapat imbasnya juga. Bayi-bayi yang lahir di era tersebut rata-rata mengalami penurunan intelegensia, cacat fisik, atau mutasi genetik.

Kedua hal di atas adalah dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari adanya penambangan emas tanpa izin (PETI) yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Sekotong Barat.

Yang kita inginkan bersama adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penambangan emas oleh masyarakat Sekotong Barat tersebut tentu saja dapat meningkat-kan kesejahteraan mereka. Tetapi bagaimana agar kegiatan tersebut tidak sampai menimbulkan efek negatif kepada masyarakat itu sendiri beserta lingkungannya?

Tentu saja, sebelum nasi menjadi bubur, sebaiknya kita mencegah terjadinya pengrusakan lingkungan tersebut sejak dini. Makin cepat, makin baik. Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah sosialisasi tentang dampak negatif penambangan beserta prosesnya tersebut kepada masyarakat di sekitar penambangan, penertiban lokasi penambangan dan sosialisasi tehnologi tepat guna dengan menggunakan prosedur yang aman dalam pengolahan emas.

Hal-hal tersebut diatas tentu saja membutuhkan partisipasi banyak pihak. Baik pemuka masyarakat, pemuka agama, lingkungan akademik, pemerintah, juga seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.

By: E.Ry