Senin, 15 Juli 2013

PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL SEKOTONG-LOMBOK

Penambangan Emas di Pelangan, Sekotong Barat

Menggembirakan atau Menakutkan.?
Bukit Tembowong, salah satu tempat penambangan

Berita tentang kandungan emas di beberapa perbukitan di sekitar dusun Tembowong di Sekotong Barat sudah mulai terdengar sejak pertengahan tahun 2008. Berbondong-bondong masyarakat berdatangan untuk mengambil bebatuan yang ada disana. Bahkan belakangan diketahui tidak hanya penduduk sekitar yang datang, tetapi juga penduduk dari daerah lain seperti Bali dan Jawa.

Penghasilan yang mereka peroleh sangat menggiurkan. Untuk satu karung bebatuan bisa di jual antara 100 ribu hingga 150 ribu rupiah bergantung pada kualitas batu (kandungan emasnya). Perhari rata-rata satu orang dapat mengumpulkan 5 sampai 10 karung bebatuan, tergantung pada lokasi yang mereka temukan. Bayangkan perhari mereka bisa mendapatkan sampai Rp 1.500.000,-

Hal ini tentu saja dianggap hal yang menggembirakan, karena dari segi ekonomi meningkatkan taraf hidup penduduk sekitar, yang rata-rata mereka berprofesi sebagai petani dan nelayan.

Tapi jika kita melihat dari sisi dampak kepada lingkungan, apakah juga menggembirakan.? Tentu saja jawabannya, TIDAK,!! Mengapa.?

Ada beberapa hal yang bisa kita kaji lebih lanjut, yaitu :

Pertama : Pengrusakan lingkungan di sekitar perbukitan di daerah penambangan.

Hal ini yang dapat secara langsung kita lihat. Rusaknya struktur tanah dan batuan di sekitar daerah penambangan dapat berpotensi menimbulkan longsor dan berkurangnya penyerapan air oleh tanah yang ujung-ujungnya dapat mengakibatkan banjir.

Kedua
: Pengolahan bebatuan tersebut sampai menjadi emas menggunakan bahan Mercury (Hg) atau dalam masyarakat umum sering disebut air raksa.

Kenapa berbahaya? Apa sebenarnya Mercury itu.? Mercury adalah suatu metal toxis yang berada pada lingkungan, baik bersifat organik maupun non organik, yang kesemuanya berada pada bentuk satu ke bentuk lain seperti pada tanah, udara dan air. Adapun sumber Mercury ditinjau dari senyawa kimia yaitu elemental yang terdiri dari liquid metal, inorganic salt yang terdiri dari Mercury Chloride dan organik yang terdiri dari Methyl, Ethyl, Dimethyl, Phenyl Organic Group.

Adapun beberapa diagnosa medis yang ditimbulkan dari hazard mercury adalah mad hatter (penyakit neurology), renal impairment (sejenis penyakit kegagalan fungsi ginjal), kerusakan fungsi hati, paru, tremor, keram yang terjadi pada bagian perut, kekurangan nafsu makan, diare, iritasi pada mata, menurunnya berat badan secara drastis, dan juga berbagai syndrome seperti, fatigue (kelelahan), peunemonia, deman, hypertensi.

Contoh kasus keracunan Mercury yang paling menyedihkan adalah yang terjadi di Teluk Minamata, Jepang (th 1968). Penduduk di sekitar Minamata mengalami penyakit aneh. Rata-rata dari mereka mengalami gejala sama yang khas, yaitu rusaknya sistem saraf, termasuk saraf otak. Rusaknya saraf otak ini menimbulkan gejala mati rasa (baal), ketidakseimbangan gerak pada tangan dan kaki, kelelahan, kuping berdenging, penglihatan menyempit, ketulian pendengaran, sulit bicara dan bergerak. Hal ini terjadi setelah mulai terdeteksi adanya kandungan Mercury di teluk Minamata pada tahun 1956 hasil limbah dari industri kimia Chisso Co. Ltd.

Tidak hanya sampai disitu, generasi muda Minamata, ternyata mendapat imbasnya juga. Bayi-bayi yang lahir di era tersebut rata-rata mengalami penurunan intelegensia, cacat fisik, atau mutasi genetik.

Kedua hal di atas adalah dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari adanya penambangan emas tanpa izin (PETI) yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Sekotong Barat.

Yang kita inginkan bersama adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penambangan emas oleh masyarakat Sekotong Barat tersebut tentu saja dapat meningkat-kan kesejahteraan mereka. Tetapi bagaimana agar kegiatan tersebut tidak sampai menimbulkan efek negatif kepada masyarakat itu sendiri beserta lingkungannya?

Tentu saja, sebelum nasi menjadi bubur, sebaiknya kita mencegah terjadinya pengrusakan lingkungan tersebut sejak dini. Makin cepat, makin baik. Hal pertama yang dapat kita lakukan adalah sosialisasi tentang dampak negatif penambangan beserta prosesnya tersebut kepada masyarakat di sekitar penambangan, penertiban lokasi penambangan dan sosialisasi tehnologi tepat guna dengan menggunakan prosedur yang aman dalam pengolahan emas.

Hal-hal tersebut diatas tentu saja membutuhkan partisipasi banyak pihak. Baik pemuka masyarakat, pemuka agama, lingkungan akademik, pemerintah, juga seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.

By: E.Ry

TAMAN WISATA ALAM KERANDANGAN

Menelusuri Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan

Ditulis oleh E.Ry

Terletak di Desa Senggigi Kecamatan Batu Layar Lombok Barat, ± 17

km dari kota Mataram, terdapat sebuah Taman Wisata Alam yang memiliki banyak ragam flora dan fauna serta pemandangan alam yang eksotik.

Di bagian tengah TWA Kerandangan, yang di kukuhkan berdasarkan SK. Menhut No. 494/Kpts-II/92 tanggal 1 Juni 1992 dan memiliki luas lahan 396,10 ha tersebut, mengalir sebuah sungai musim (debit air sungai tergantung pada musim) yang di sepanjang alirannya memiliki beberapa buah air terjun besar dan kecil.

Topografi TWA Kerandangan terletak pada ketinggian 10m s/d 600m dpl. Topografi secara umum merupakan daratan bergelombang 10 - 30 % dan berbukit 30 - 50 % dengan kemiringan tanah sangat curam hingga mencapai ±64,13 % luas kawasan.

TWA Kerandangan terletak pada 8º 20' 13" Lintang Utara - 8º 20' 15" Lintang Selatan, dan 116º 04' 00" Bujur Timur - 116º 04' 03", dengan karakteristik iklim tropis bersifat relatif tetap dengan suhu udara berkisar antara 24,4ºC - 27,8ºC. Rata-rata curah hujan perbulan adalah 125,2 mm.

Di lokasi tersebut terdapat dua buah air terjun, yaitu air terjun Goa Walet (dinamakan demikian karena di balik air terjun tersebut pernah di huni oleh burung walet) dan air terjun Putri Kembar (terdapat dua air terjun yang saling berhadapan). Air terjun Goa Walet dapat temukan setelah menempuh jarak 1 km (dengan berjalan kaki ±30 menit) dan Goa Putri Kembar berjarak 1,6 km dari Pos Jaga.

Yang paling menarik dari TWA Kerandangan selain hutannya yang lebat dan terjaga, adalah banyaknya spesies kupu-kupu yang terdapat di sana.
Infomasi yang kami dapatkan dari petugas yang berjaga di kawasan TWA Kerandangan, terdapat 40 spesies kupu-kupu yang terdapat di kawasan tersebut yang telah diidentifikasi. Hal ini sangat mengagumkan, karena terdapat sedemikian banyak spesies dari satu jenis fauna di kawasan yang relatif tidak terlalu luas (396 ha). Ini membuktikan bahwa di kawasan tersebut memang memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan kawasan lainnya.

Kesejukan udara dan kelestarian flora dan fauna serta pemandangan alam yang eksotik yang terdapat di kawasan TWA Kerandangan adalah layak untuk di jadikan tempat beristirahat dan berwisata setelah seminggu kita berada di tengah keramaian kota. Letaknya yang relatif dekat dari kota Mataram merupakan alternatif yang baik untuk di jadikan sebagai tempat mengisi hari libur.


(Sumber Informasi: Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat)

Minggu, 14 Juli 2013

HUTAN SESAOT

TAMAN HUTAN RAYA SESAOT
Oleh : Ayaturrahman
A.  Keadaan Umum

Letak, Luas dan Status

Areal kawasan Taman Hutan Raya Sesaot terletak di Desa Sesaot Kecamatan Narmada, Kabupaten Dati II Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Secara astronomis Taman Hutan Raya Sesaot berada pada posisi 8°30' - 8°33' LS dan 116°13' - 116°18' BT dengan status Hutan Lindung berdasarkan TGHK No. 758/Kpts/Um/1982 tanggal 12 Oktober 1982 seluas 5.950,79 Ha.
Topografi
Secara umum merupakan dataran landai, bergelombang dan berbukit, dengan elevasi berkisar antara 225 s/d 684 m dpl dan kemiringan tanah bervariasi 15 - 45%.
I k l i m
Berdasarkan tipe iklim Schmidt dan Ferguson, Taman Hutan Raya Sesaot dari iklim C, D dan E.
Hidrologi
Statusnya yang sebagai Hutan Lindung sudah barang tentu mempunyai fungsi sebagai pengatur tata air, terutama dalam mensuplay air tawar yang sangat penting artinya dalam rangka menunjang kehidupan.
Sumber-sumber air yang berada di kawasan Hutan Sesaot 509 mata air dengan debet cukup besar antara 5.155 - 5.475 liter/detik pada musim penghujan.
B.  Potensi
Tumbuhan
Susunan vegetasi Tahura Sesaot terdiri dari hutan tanaman dan hutan alam. Hutan tanaman didominasi oleh jenis Mahoni. Jenis lain di hutan tanaman ini meliputi : Kemiri (Aleurites mollucana), Albizia (Albizia falcataria), Bajur (Pteros permum javanicum) serta sedikit pohon Pinus (Pinus merkusii) utamanya di lokasi dekat Dusun Kumbi.

Pada hutan alam didominasi oleh jenis benang yang kayunya biasa dimanfaatkan untuk pertukangan, disusul jenis Klokos Udang (Callophyllum inophyllum), Suren (Toona sureni), Sentul (Aglaia sp.) dan Beringin (Ficus benyaminap).
Jenis yang jarang dijumpai yaitu : Gaharu (Aguilaria mallacensis) dan Kelicung (Dyospiros vilaria).
S a t w a
Dari hasil inventarisasi potensi di kawasan Taman Hutan Raya Sesaot tahun 1996/1997 ditemukan 81 jenis. Jenis Aves merupakan jenis yang mendominasi kawasan ini meliputi antara lain : Koak Kaok (Phylemon buceroides), Raja Udang (Halcyon chloris), Kecial, Elang Bondol dan Punglor (Zootero interpress).
Untuk jenis yang terakhir ini banyak diburu oleh masyarakat karena harganya mahal di pasaran dan secara nasional jenis Zootero interpress telah menjuarai tingkat nasional untuk jenis burung berkicau. Karena perburuan yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus sehingga kondisinya di alam sudah sangat langka.
Jenis Mamalia antara lain : Rusa (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muncak), Lutung (Presbitys cristata), Landak (Hystrix branchyura) dan Musang (Paradaxurus hermaproditus).
Jenis Reptil meliputi antara lain : Biawak (Varanus salvator), Tokek (Gecko-gecko), Ular Sawah (Python reticulatus).
W i s a t a
Lokasi Taman Hutan Raya Sesaot sering dikunjungi oleh wisatawan, utamanya wisatawan lokal karena kondisi hutannya yang masih asli dan udaranya sejuk, musim kunjungan wisata pada hari-hari libur/hari besar dan lokasi yang banyak dikunjungi adalah Aik Nyet dengan menikmati sumber air yang melimpah.
1 MUHHARAM  DI ARGOPURO SESAOT
Argopuro merupakan gugusan beberapa bukit yang ada di areal kawasan hutan lindung sesaot dan puncak tertingginya dinamakan  Argopuro. Argopuro secara umum merupakan dataran tinggi yang bergelombang dan berbukit, dengan ketinggian berkisar antara 225 s/d 684 mdpl dengan kemiringan tanah bervariasi antara 15 - 45%. Untuk melakukan pendakian ke puncak argopuro sesaot, ada beberapa jalur yang umum digunakan penduduk setempat seperti jalur kebonbaru desa duman, dusun Rengalo desa Karangbayan dan Tetebatu desa Karang Bayan.
Team KAPA-SSC mencoba hal yang baru untuk mendaki puncak argopuro dengan menggunakan jalur tengah yang kami beri nama jalur Terabas. Jalur Terabas ini barada di dusun Aiknyet desa Sesaot. Untuk menempuh dusun Aiknyet dari kota Mataram dibutuhkan waktu 30 menit dengan jarak ± 24 km menggunakan angkutan umum. Dari Aiknyet untuk mencapai puncak Argopuro di butuhkan waktu ± 8 jam perjalanan dengan jalan kaki. Keindahan yang bisah di nikmati menuju puncak Argopuro  hutan dengan vegetasi yang masih alami, hamparan sungai dengan air terjunnya yang indah dan lembah yang di tutupi kabut putih.

Perlu teman-teman ingat dalam mendaki puncak Argopuro harus melewati bukit-bukit yang terjal, maka menejemen perjalanan harus dibuat secara detail seperti manajemen air. Suatu contoh  kasus yang kami alami disana untuk mandapatkan air sepanjang jalur pendakian sulit didapatkan. Disana sulit sekali bagaimana cara memanajemen air karena untuk mencapai puncak Argopuro sumber mata air sangat sulit ditemui. Ketika menemukan yang namanya sumber mata air setiap orang harus membawah minimal 1 liter air untuk teamnya. Air ini dipergunakan untuk memasak dan minum.    

EKPLORASI AIR TERJUN TIMPONANG


‘’TIMPONANG…..! MUTIARA DITENGAH HUTAN’’
Ditulis Oleh : Ichwan KAPA-SSC:XIX-351-08

Keberadaan hutan sesaot sudah sangat popular di kalangan  masyarakat NTB khususnya pulau Lombok karena  Hutan Sesaot merupakan salah satu hutan lindung yang berada di Kecamatan Lingsar Lombok Barat yang menjadi  menjadi hutan wisata, dimana Sesaot memiliki tempat yang paling tinggi atau lebih kerennya puncak yang biasa di sebut sebagai Argopuro. Apabila kita susuri kearah barat daya disana terdapat air terjun yang keindahannya tidak di ragukan ‘bagaikan mutiara di tengah hutan’, posisinya tepat  berada di sebuah lembah sehingga dari jauh tidak dapat kelihatan ya…. bisa di bilang tempatnya tersembunyi. Air terjun ini berada di dusun Rumbuk yaitu tepatnya di ujung lahan perkebunan warga.

            Untuk sampai kesana,,,,,Hmm…………..kw  dari Argopuro akan sangat sulit karna tidak ada jalur yang jelas jadi harus menerabas semak-semak deh…jalur ini biasa di gunakan orang-orang yang emang hobinya nerabas  alias suka tantanagan, kw bagi yang ga suka nerabas ada jalur satu lagi yang berada di dusun Rumbuk, tapi sebenarnya jalur ini bukan jalur yang di buat khusus untuk kesana tapi merupakan jalur yang sering di gunakan warga sekitar untuk sampai ke kebunnya entah bagai mana jalur tersebut bisa searah dengan air terjun. Tapi jangan di anggap enteng jalur ini bisa memakan waktu 1,5 jam dengan jarak yang di tempuh 8 km bukan Cuma itu aja jalurnya sangat terjal dan yang pasti turunanya juga pasti waaah…………..apabila menggunakan jalur ini sejauh 8 km dengan harus melalui 2 sungai kecil dimana sungai pertama itu merupakan tempat untuk istrahat dan mengisi botol minuman selain itu harus melewati pohon beringin besar yang perkiraan umurnya mencapai ratusan tahun dan yang terakhir yang harus di lalui adalah turunan panjang yang berpasir.

            Setelah melewati turunan tersebut akan terlihat sebuah air terjun yang biasa di sebut warga sekitar dengan sebutan Timponang yang kononnya merupakan tempat pemandian putri raja. Dengan ketinggiannya 35 meter dengan posisi yang vertical dengan air yang jernih dan dingin, keadaannya sangat lembab sehingga banyak hidup lumut dan tumbuhan paku, debit airnya tidak terlalu besar tapi diameter kolamnya 10 meter yang di huni kepiting, udang, dan ikan kecil. Di sekitar dan di kolam air terjun tersebut terdapat batu besar.
           
            Seperti di jelaskan di awal tadi, air terjun Timponang  tersebut bagai mutiara di tengah hutan yang memancarkan keindahan yang menyejukan sehingga jauhnya perjalanan dan seberapapun lelahnya sangat sesuai dengan apa yang di dapatkan.  






PENELUSURAN SEJARAH KAPA SSC

Oleh : Tim penelusuran sejarah KAPA-SSC
"Tak kenal maka tak sayang", demikian bunyi pepatah yang kerap kali kita dengar. Yang artinya kurang lebih adalah bahwa sudah sewajarnya jika kita mengetahui asal usul kita. Tanpa itu, mungkin kita tidak akan tau siapa diri kita dan apa tujuannya.

Demikian juga yang terjadi dengan organisasi KAPA-SSC FP UM, walaupun saat ini (th 2009) sudah berumur 27 tahun, namun kepastian asal usul organisasi ini masih simpang siur. Hal ini terjadi  mulai era akhir tahun 80-an sampai tahun 90-an, dimana para pencetus berdirinya organisasi ini sudah tidak berada di lingkungan kampus (Faperta Unram) lagi, sementara para penerusnya saat itu tidak mengetahui dengan pasti tentang sejarah dari KAPA-SSC. Hal ini dapat dimaklumi, karena pada saat itu semua arsip dan berkas organisasi tidak berada di sekretariat, melainkan di simpan di kediaman beberapa orang anggota. Sehingga cerita mengenai perjalanan kehidupan organisasi ini sempat hilang di telan waktu.

Untuk itulah, maka pada tanggal 23 s/d 24 Mei lalu diadakan kegiatan "PENELUSURAN SEJARAH KAPA-SSC" yang maksud serta tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencari informasi yang lebih lengkap mengenai sejarah KAPA-SSC.

Hal yang pertama kali dilakukan oleh Team adalah mencari nama-nama anggota senior KAPA-SSC yang masih dapat ditemui (berada di lingkungan kota Mataram atau memiliki nomor telepon yang dapat dihubungi). Dari hasil penelusuran di dapatkan beberapa nama yaitu diantaranya : Cahyanto, Saiful Bahri, I Wayan Purna, Hery Haryanto, Suparmin dan Dewa Putu Yusna. Dari informasi yang diperoleh dari mereka didapatkan hasil yang pasti (disampaikan oleh beberapa orang) bahwa pencetus didirikannya  organisasi KAPA-SSC (dahulu bernama SSC) adalah Damang Angrat. Tapi sangat disayangkan yang bersangkutan tidak dapat diketahui dengan pasti keberadaannya sekarang.

Memang Team pencari belum dapat memperoleh informasi lebih detail, karena belum dapat menemui saksi kunci dari berdirinya organisasi KAPA-SSC tersebut, tetapi sedapat mungkin dalam tulisan ini kami akan memaparkan secara singkat asal usul organisasi ini.

Nama SATIVA SCIENCE CLUB (SSC) sebenarnya sudah ada sejak tahun 1981, akan tetapi baru dikukuhkan pada tanggal 11 Maret 1982. Tempat pengukuhan berada di Pongkor Pal / Bukit Pal,
Lokasi bekas berdirinya Pal Batas
(dinamakan demikian karena pada saat itu di bukit tersebut terdapat Pal batas wilayah), Dusun Penanggak Desa Batu Layar  perbatasan kecamatan Gunung Sari dan kecamatan Senggigi kabupaten Lombok Barat.

Pal batas wilayah yang menjadi saksi bisu dikukuhkannya organisasi SSC sekarang sudah tidak ada lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya kabar burung yang beredar di kalangan penduduk setempat tentang adanya emas / harta karun yang ditimbun di bawah Pal besar tersebut, tapi setelah Pal dihancurkan ternyata hal itu tidak benar. Ini terjadi di tahun 1991. Saat ini hanya terdapat sebuah lubang berukuran 1 x 1 x 0,8 m di tempat bekas berdirinya Pal.

Pada tahun 1995 nama Sativa Science Club (SSC) berubah menjadi Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Sativa Science Club (KAPA-SSC) dalam forum Rapat Umum Anggota (Rimba). Perubahan atau tepatnya penambahan nama SSC menjadi KAPA-SSC ini disebabkan karena forum berpendapat bahwa nama SSC belum mencerminkan / memunculkan image sebuah organisasi pecinta alam, sehingga di depan nama SSC di tambahkan nama KAPA (Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam)dan hal ini sekaligus dikukuhkan dengan perubahan nama organisasi di dalam Anggaran Dasar Organisasi. Sampai saat ini nama tersebut tidak berubah yaitu KAPA-SSC.


Demikian penjelasan secara singkat tentang berdirinya organisasi KAPA-SSC. Kami menyadari bahwa masih ada hal-hal yang belum jelas tentang sejarah organisasi ini, diantaranya adalah tentang lambang yang ada di dalam bendera organisasi. Karena dari informasi yang di dapatkan dari para senior KAPA-SSC bahwa ada sedikit perbedaan lambang yang ada di dalam bendera organisasi sekarang dan dulu. Mereka menyatakan bahwa bendera organisasi SSC masih ada sampai sekarang, tetapi mereka tidak tahu pasti siapa yang menyimpannya (karena saat itu arsip organisasi disimpan di tempat tinggal anggota).

Demikian secara singkat informasi yang dapat disampaikan, kami berharap senior kami, Saudara Damang Angrat, dapat membaca tulisan ini dan menyampaikan tentang kebenaran dari sejarah organisasi tercinta ini kepada kami, para penerusmu di KAPA-SSC............

PENELUSURAN GUA SERUNGA & GUA KELELA

Berdasarkan motto Caver yaitu mengambil sesuatu dalam gua hanyalah foto, membunuh sesuatu dalam gua hanyalah waktu, meninggalkan sesuatu dalam gua hanyalah jejak kaki), motto tersebut merupakan pegangan para penelusur gua (Caver) yang intinya bagaimana menelusuri keindahan gua tanpa perlu merusak dan mengganggunya. Gua merupakan salah satu ciri khas kawasan karst. Kawasan karst atau gunung gamping yang merupakan kawasan unik, kaya akan sumber daya hayati dan non hayati.

Gua Serunga dan Kelela' merupakan dua nama gua yang terletak di kawasan hutan llindung Desa Belo dan Beru Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat. Gua ini merupakan gua karst berbentuk horizontal dan mempunyai keunikan masing-masing. Gua Serunga dan Kelela' pada zaman dahulu oleh masyarakat setempat difungsikan sebagai  tempat persembunyi dan berlindung. Tetapi sekarang gua ini berfungsi sebagai tempat bertapa untuk mencari peruntungan atau kekuatan.

Hasil Ekspedisi komparatif XII yang kami lakukan di gua Liang Serunga dan Liang Kelela', mencoba mendokumentasikan ornamen gua dan kondisi kehidupan organisme yang ada di gua tersebut. Ornamen-ornamen gua di kedua gua ini merupakan keindahan alam yang jarang dijumpai di alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung hingga membentuk ornamen-ornamen gua ( speleothem ). Proses ini disebabkan karena air tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2 daripada udara sekitarnya. Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap (Sumber Pustekkom, 2005).

Ornamen gua yang di jumpai seperti: Stalaktit (stalactite) : Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk kerucut menggantung dilangit-langit gua. Stalakmit ( stalacmite ) : Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari atas langit-langit gua.  Tiang ( Column ) : Merupakan hasil pertemuan endapan antara stalaktit dan stalakmit yang akhirnya membentuk tiang yang menghubungkan stalaktit dan stalakmit menjadi satu

Sedangkan kondisi kehidupan organisme sekitar lingkungan gua yang tanpa cahaya relatif stabil dengan suhu rendah dan kelembaban yang tinggi, berbeda dengan kondisi lingkungan di luar gua dimana semua kehidupan didapatkan dari sinar matahari, sehingga dianggap sebagai ekosistem tersendiri walaupun hanya seluas sistem perguaan.

Ciri-ciri organisme gua yaitu:

1.  Tubuh tidak berpigmen.
2.  Waktu reproduksinya tertentu.
3.  Mempunyai alat gerak yang ramping dan panjang (Jangkrik gua mempunyai antena 20-21 mm).
4.  Mempunyai alat indera (alat penggetar) yang sudah berkembang.
5.  Mata tereduksi atau hilang sama sekali.
6.  Metabolismenya lamabat karena kurangnya suplai makanan.
7.  Dapat beradaptasi dengan lingkungan kelembaban yang tinggi (Pustekkom, 2005)

POTENSI PANTAI MEANG - LOMBOK


Ditulis oleh : Ery, KAPA-SSC-204/VII/1996
Mengitari sudut-sudut pulau Lombok, banyak terdapat sumber-sumber lokal yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah wisata. Salah satunya adalah Dusun Meang yang terletak di koordinat  8°53'00" Lintang Selatan dan 116°04'06" Bujur Timur, atau di Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Tengah Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Di tempat ini terdapat pantai yang memiliki hamparan pasir pantai putih yang luas. Juga memiliki ombak yang cocok untuk dijadikan arena olahraga surfing atau selancar. Hamparan pasir yang landai dan memiliki ombak tinggi yang tak pernah surut. Hal ini karena lokasi pantai yang langsung berhadapan dengan Samudra Indonesia yang dikenal memiliki ombak laut yang besar.

Didukung juga oleh lokasi sekitar pantai yang datar dan dikelilingi  perbukitan yang mengitari lokasi sekitar pantai, membuat lokasi ini cocok sekali untuk dijadikan daerah tempat beristirahat bagi turis-turis baik asing maupun lokal karena jaminan privasi bagi para pengunjung.

Lokasi Pantai Meang terletak dekat dengan teluk Sepi. Di teluk ini, memiliki potensi wisata terumbu karang yang sangat indah. Memiliki berbagai jenis ikan hias yang cukup banyak. Terumbu karang di wilayah ini pun terawatt dengan baik, karena masyarakat sekitar sangat

menjaga habitat perairan laut disekitarnya. Dibuktikan dengan adanya  peraturan adat (awig-awig) yang melarang adanya pengerusakan terumbu karang baik berupa pengambilan bebatuan karang (terumbu karang) maupun penggunaan bom untuk penangkapan ikan.

Lokasi Pantai Meang dapat ditempuh dengan perjalanan darat. Dari kota Mataram (ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat), dapat dicapai dengan menempuh perjalanan selama 1 jam 45 menit.  Alur perjalanan dimulai dari Mataram menuju Kecamatan Sekotong Tengah, perjalanan ini melalui jalur aspal hotmix dan memerlukan waktu ± 45 menit. Dari kecamatan Sekotong Tengah menuju ke arah selatan yaitu menuju desa Buwun Mas. Perjalanan ini cukup melelahkan meskipun hanya
memerlukan waktu ± 30 menit saja. Karena kondisi jalan yang dilalui sekarang dalam kondisi yang rusak berat. Aspal kasar yang diperbaiki 7 tahun yang lalu, saat ini dalam kondisi yang rusak parah. Sebenarnya, jika dihitung dengan kilometer, jarak menuju Desa Buwun Mas sebenarnya hanya ± 7 km saja, tetapi karena kondisi jalan yang rusak, diperlukan waktu yang lebih lama untuk mencapainya. Dari Desa Buwunmas yang terletak di Teluk Sepi, ada dua alternatif menuju lokasi. Pertama menelusuri jalan darat dapat ditempuh dengan melalui jalan yang baru dibuka (jalan sirtu), memerlukan waktu 25 menit. Sebenarnya lokasi sudah dekat, hanya karena medan yang dilalui cukup sulit (menelusuri jalan tanah dengan melewati perbukitan), sehingga memerlukan waktu lebih lama. Kedua dengan menggunakan perahu. Dapat ditempuh selama 15 menit menuju lokasi.

Sayang memang, banyak daerah-daerah yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Pulau Lombok, belum memiliki prasarana yang cukup menunjang untuk pengembangannya. Semoga di tahun-tahun yang akan datang, Pemerintah Daerah mulai melirik potensi yang ada di Pantai Meang ini...




DESERT POINT



Bagi anda yang punya hobby surfing, disini saya tawarkan suatu tempat yang sangat menarik untuk para peselancar. Tak berlebihan rasanya jika saya sebutkan bahwa tempat ini merupakan "the best surfing point" untuk olahraga selancar air yang ada di pulau Lombok (atau bisa anda bandingkan dengan tempat lain yang pernah anda datangi). Pasalnya, saya sudah berkeliling di seluruh pulau Lombok untuk mencari tempat yang layak untuk mendapatkan sebutan the best surfing point tersebut. Dan di tempat inilah saya terkagum-kagum akan keindahan alam serta potensi yang besar untuk dijadikan surga bagi para pengemar olahraga selancar air.

Lokasinya terletak di TWA Bangko-bango yang berada di Kecamatan Sekotong Barat Kabupaten Lombok Barat, tepatnya di titik ordinat : S 08 43.650 E 115 50.414.

Lokasinya berada di Selat Lombok yang terkenal  dengan ombaknya yang besar. Posisinya yang berada diantara Samudra Hindia dan Laut Jawa membuat barisan ombaknya seolah-olah tidak pernah berhenti. Dengan ketinggian gulungan ombak mencapai 4 -7 meter, tentu saja membuat para pecinta olahraga surfing langsung tergiur melihatnya. Apalagi disepanjang Desert Point tersebut terlihat hamparan pasir putih memanjang sekitar ± 1,5 km. Wow...... mantap man....

Jika anda berangkat menuju lokasi dari Mataram (Ibukota propinsi NTB), jarak tempuh menuju lokasi diperlukan waktu ± 2 jam atau 76 km. Diperjalanan dari Mataram, anda akan melewati jalan mulus sampai memasuki TWA Bangko-bangko, tetapi sayangnya
pada 5 km terakhir anda harus bersabar melewati jalan bebatuan yang melewati bukit (sayang ya.... mungkin Pemda-nya keabisan dana untuk  memperbaiki jalan tersebut ..... hik-hik-hik... sedih banget..).

Setiba di lokasi, saya yakin anda pasti akan tercengang karena melihat fasilitas yang ada disana hanya ada beberapa rumah makan bambu yang beratap ilalang, daun pandan dan rajutan daun kelapa (oh my God...!!) Tapi anda juga pasti akan terheran-heran karena yang anda lihat 90% populasi pengunjung disana adalah turis mancanegara (kok bisa ya..???).  Itu dia uniknya. Alasan yang saya dengar dari para guide disana sih katanya para turis itu betah berada disana karena selain lokasi yang sangat baik untuk olahraga selancar dan pemandangannya yang indah, juga mereka merasa nyaman karena lokasi yang terpencil. Nyaman karena tidak harus selalu terganggu karena diikuti oleh para penjaja souvenir seperti yang biasa kita lihat di lokasi-lokasi wisata terkenal. Juga di daerah ini dikenal sebagai daerah yang aman, sehingga para turis tidak merasa khawatir sekalipun mereka berada di tempat yang jauh dari keramaian.

Ya.....  tapi sebaiknya jangan langsung percaya dulu dengan uraian saya diatas, sebelum anda menyaksikannya sendiri.... OK....!!

AIR TERJUN SEGENTER

NATURAL & BEATIFUL WATERFALL

Pagi yang cerah di Kota Mataram dengan berbagi macam aktivitas yang ada di Kota ini, membuat pikiranku tertuju pada sebuah desa dipingiran Kota Mataram yaitu desa pakuan Dusun Kumbi Kabupaten Lombok Barat. Di daerah ini terdapat Air Terjun (Water Fall) yang alami dan indah.
Air Terjun Segenter
 Natural and Beautiful sangat cocok diberikan untuk Air Terjun Segenter yang memiliki ketiggian 12 meter dengan debit air yang cukup deras. Berada di Kawasan Hutan Lindung menjadikan air terjun ini berpotensi sebagai salah satu obyek wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan asing maupun domestik.   
Hawa sejuk dan dinginnya air mampu memanjakan para pengunjung. Panorama Alam yang di sajikan di air terjun ini salah satu surga bagi para fotografer yang pingin mengabadikan gambar (view). Selain menikmati keindahan air terjun, tidak jauh dari air terjun ini kita dapat menikmati sumber mata air yang keluar dari celah-celah bebatuan dan akar pohon. Sumber mata air ini oleh masyarakat setempat dinamakan Sumber mata air Pengkoak. Bagi umat Hindu, Pengkoak dipercaya sebagi tempat pemandian dan pencucian benda-benda pusaka peninggalan jaman dulu. Untuk kunjungan ke lokasi ini biasanya ramai pada libur nasional maupun libur keagamaan. Fasilitas pedukung obyek wisata belum ada dan sangat diharapkan kepada pemerintah daerah agar memperhatikan kekayaan alam ini. Akses jalan menuju daerah ini cukup bagus dan jarak tempuh ke lokasi ini dari kota mataram sekitar 30 menit. Bagi para pecinta Water Fall saya sangat mengharapkan untuk dapat mengunjungi daerah ini. (Ayaturrahman, SP)
Aliran air sungai di atas Air Terjun Segenter